Akan tetapi,
gadis itu selalu melarikan diri apabila sang dewa mendekat. Setelah itu, sang dewa Apollo melupakan segala-galanya dan mengadakan pengejaran terhadap sang peri. Gadis itu akhirnya kehabisan tenaga dan menyadari kalau pengejaran itu cepat atau lambat akan mendekatinya.
gadis itu selalu melarikan diri apabila sang dewa mendekat. Setelah itu, sang dewa Apollo melupakan segala-galanya dan mengadakan pengejaran terhadap sang peri. Gadis itu akhirnya kehabisan tenaga dan menyadari kalau pengejaran itu cepat atau lambat akan mendekatinya.
Dengan tangkas, ia akhirnya menuju pinggir sungai ayahnya dan meminta perlindungan. Sesampainya di pinggir tepian, dia seakan akan merasa kakinya tertancap dan berakar di tanah.
Untuk memberi perlindungan, ayahnya mengubah Daphne menjadi pohon.
Setelah Apollo mengetahui hal itu, ia menetapkan pohon tersebut {pohon laureat} menjadi pohon yang dedaunannya harus digunakan sebagai karangan-hiasan-pajangan dan hadiah bagi penyair dan penyanyi.
"Kisah Apollo dan Daphne selalu dijadikan perumpamaan pengaruh matahari (Apollo) terhadap embun (Daphne). Matahari terpesona dengan embun dan ingin melihat lebih dekat, namun embun takut akan matahari, lalu lari, dan pada saat tersentuh oleh nafas hangat ia akan menghilang."